Seorang petani sedang mengecek tanamannya di ladang miliknya yang berada di Bumiaji, Kota Batu, Rabu (31/5/2023). AGROTOPIA/Satria Davin Varian
Agrotopia.id – Nawak, kita tahu bahwa Indonesia merupakan negara agraris yang dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Salah satunya Kota Batu yang berfokus pada sektor pariwisata dan pertanian. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kondisi sektor pertanian Kota Batu mulai terancam akibat alih fungsi lahan pertanian. Tak hanya itu, minat generasi muda juga turun terhadap sektor ini. Banyak orang juga beranggapan bekerja sebagai petani merupakan pekerjaan yang kotor, memiliki gaji yang kecil, dan tidak modern. Oleh karena itu, peran pemerintah, petani dan generasi muda sangat diperlukan untuk mengubah stigma negatif tentang petani.
Skill Petani yang Dianggap Remeh
Keahlian Mengolah Tanah
Keterampilan menyiapkan tanah menjadi media tumbuh yang ideal sangatlah penting. Tanah merupakan media tumbuh utama tanaman. Tanah yang ideal adalah tanah yang subur mengandung hara, gembur, bebas dari gulma, hama penyakit dan bisa berfungsi dalam mengatur pengairan dan drainase. Untuk itu petani membutuhkan keahlian mengolah tanah dengan berbagai metode dan peralatan. “Sebagai petani, hal yang perlu kita perhatikan pertama kali yaitu keahlian mengolah tanah. Dari tanah yang subur dan bagus hasil akhir yang kita dapat juga bagus dan memuaskan,” ujar Didik Sukaidi selaku petani hortikultura (07/05/2023).
Memahami Karakter Tanaman
Tak hanya tanah, petani juga perlu memperhatikan setiap karakter tanaman yang akan mereka tanam. Setiap benih komersial mempunyai karakter yang berbeda. Karakter tersebut akan berpengaruh terhadap teknik budidaya yang akan mereka terapkan. Pemilihan teknik dalam mengolah juga harus tepat untuk hasil yang baik.
Aplikasi Pemupukan yang Tepat
Penanaman yang berulang dengan intensitas tinggi menyebabkan sumber hara tanah menjadi berkurang. Pemupukan yang berimbang dengan menerapkan prinsip lima tepat (tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat tempat dan tepat cara) sangatlah penting. Hal ini agar bisa lebih efisien dan efektif.
Racikan pupuk bisa berbeda di tempat, jenis tanaman maupun musim yang berbeda. Keahlian untuk menentukan racikan mana yang paling tepat, membutuhkan waktu, pengalaman dan pemahaman yang baik. Oleh karena itu, petani harus memperhatikan sekali tentang pemupukan tanaman ini.
Mengenal dan Mengatasi Serangan Hama dan Penyakit Tanaman
Nawak, petani juga bisa menjadi dokter tanaman loh. Petani harus memiliki skill untuk mendiagnosa dan mengobati tanaman yang terserang hama penyakit. Petani yang sudah berpengalaman biasanya sudah hafal jenis penyakit yang menyerang tanaman. Mereka juga harus tau kapan dan bagaimana mengantisipasi dan mengatasi serangan tersebut.
Penyakit hama ini datang tanpa terduga. Tanaman yang terkena hama penyakit akan membuat tanaman itu layu bahkan mati. Keahlian untuk mengenal dan mengatasi serangan hama penyakit ini akan membantu dalam meminimalisir dampak kerugian. “Penggunaan pestisida kimia harus kita hindari, oleh karena itu petani harus memiliki cara dan obat khusus secara organik untuk mengatasinya,” ungkap Khalik sebagai petani jeruk (11/04/2023).
Membaca Cuaca atau Musim
Rutinitas petani sangat terkait dengan cuaca atau musim. Pemilihan komoditas tanaman yang akan petani tanam sering kali juga ditentukan oleh cuaca atau musim. Petani bukanlah pawang hujan, namun petani bisa membaca cuaca dengan melihat tanda-tanda perubahan alam sekitarnya. Aplikasi cuaca online, saat ini membantu petani dalam melihat perkiraan sebelum menanam hingga panen. Kemampuan membaca cuaca ini berguna untuk menentukan kapan waktu tanam atau penyemprotan yang tepat.
Menghitung Biaya Produksi
Pertanian sangat terkait dengan alam, berisiko tinggi namun menawarkan keuntungan yang tinggi pyla. Untuk berproduksi skala luas, tentu akan membutuhkan modal yang relatif besar. Perhitungan biaya produksi satu hektar saja bisa membutuhkan modal puluhan hingga ratusan juta. Hal ini tergantung dari jenis tanaman dan model perawatannya. Petani perlu menghitung komponen biaya yang tepat agar bisa efisien, efektif dan menguntungkan. “Petani tidak hanya memacul saja, kita juga belajar mengenai strategi manajemen keuangan. Kita berpikir bagaimana caranya mengeluarkan biaya yang sedikit, namun mendapat pemasukan yang banyak,” ujar Khalik.
Mencari Harga Jual yang Terbaik
Kelemahan petani adalah daya tawar dalam menetapkan harga jual hasil panen. Hal ini terjadi karena harga jual umumnya mengikuti harga di pasar yang ditentukan oleh pedagang. Untuk mencari harga jual yang baik, petani harus jeli mencari pedagang yang bisa memberikan keuntungan paling tinggi. Keahlian dalam mencari informasi dan menjalin hubungan sangat petani perlukan. Salah satunya melalui media sosial yang bisa menambah jaringan dan sumber informasi.
Nah gimana nawak, petani tak hanya memacul saja, mereka juga memiliki banyak skil yang belum tentu kita bisa. Penjelasan di atas sudah menjelaskan apa aja sih skill petani yang masyarakat anggap remah. Stigma negatif terkait petani harus bisa berubah di kalangan masyarakat agar orang-orang tak memandang petani sebelah mata.