Para petani beranjak istirahat setelah melakukan penebaran pupuk untuk tanaman wortel di Bumiaji, Kota Batu, Minggu (30/4/2023). AGROTOPIA/Satria Davin Varian
Agrotopia.id-Sumber daya manusia (SDM) menjadi peran penting dalam aspek kehidupan. Dalam sektor pertanian, untuk memenuhi tuntutan kebutuhan pangan masyarakat kedepannya, memang membutuhkan SDM yang baik dan melimpah. Peningkatan SDM sangat penting pemerintah lakukan, karena selain berkaitan dengan peningkatan produktivitas petani. Akan tetapi, pada faktanya permasalahan tentang sumber daya manusia pertanian Indonesia masih saja ada. Banyaknya sumber daya manusia, tidak menjamin ketersediaan SDM pada sektor pertanian. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 sebanyak 64,50 juta penduduk yang ada di Indonesia adalah pemuda. Akan tetapi, hanya sebesar 21% saja dari jumlah tersebut yang berada di sektor pertanian. Seharusnya Indonesia sebagai negara agraris lebih banyak menyerap tenaga kerja pada sektor pertanian namun kenyataannya tidak demikian. Petani Indonesia dengan usia produktif sudah semakin menurun, penurunan juga akan turut mempengaruhi produktivitas pertanian. Hal ini dapat berdampak pada penurunan ketahanan pangan yang ada di Indonesia.
Peran Generasi Muda pada Pertanian Indonesia
Peran generasi muda pada pertanian indonesia sangat penting, karena usia produktif sudah banyak berkurang. Generasi muda Indonesia seharusnya memiliki motivasi yang tinggi untuk terjun ke sektor pertanian mengingat sektor pertanian itu merupakan sektor yang sangat penting bagi ketahanan pangan di Indonesia. Pangan menjadi salah salah satu kebutuhan pokok manusia, tidak terbayangkan apa yang terjadi jika hal ini tidak ada yang melanjutkan. Sumber daya manusia yang berkualitas pun, menjadi tuntutan penting. Inovasi teknologi pertanian sangat petani harapkan, karena generasi muda memang pada dasarnya beranggapan bahwa bertani itu sulit. Dukungan dalam penggunaan teknologi dalam proses produksi sekaligus pasca panen bisa saja menjanjikan untuk generasi muda melanjutkan pertanian indonesia saat ini. Nur Chalifah selaku penyuluh lapang BPP Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu mengatakan, “Banyak milenial yang menganggap bahwa bertani hanya memacul saja. Jika melihat adanya teknologi, membuat petani akan berkembang, tinggal bagaimana kita menyikapinya.”
Mengapa Generasi Muda Tidak Mau jadi Petani?
Melansir dari cnbc.com bidang pertanian tidak lagi menarik minat anak muda pada era teknologi ini. Jokowi mengemukakan, umur 71% petani Indonesia saat ini berusia 45 tahun ke atas, sementara yang di bawah umur 45 tahun hanya 29%. Hal ini karena alasan tidak adanya pengembangan karir, penuh risiko, pendapatan kecil, dan juga tidak menjanjikan. Pengembangan sumberdaya manusianya dan fasilitas yang memadai baik dari segi modal usaha tani, pengembangan skill yang tentunya akan menarik gen Z tertarik menggeluti bidang pertanian apalagi PHK sedang melanda industri seperti saat sekarang ini.
Tentunya akan ada banyak generasi yang ingin menggeluti bidang ini namun memang perlu menggali lebih lanjut terkait modal yang dimiliki. Karena perkembangan teknologi sektor pertanian yang cepat perlu seimbang dengan regenerasi SDM pertanian yang cepat pula. Inilah pentingnya memperkenalkan dunia pertanian kepada generasi muda sejak dini. Tidak hanya milenial, kini pertanian juga menjadi sesuatu yang dekat dengan gen Z.
Upaya Menarik Minat Petani Muda
Tentu saja para pemerintah khususnya Kementerian Pertanian tidak tinggal diam untuk mencari upaya. Hal ini pemerintah lakukan agar menarik perhatian generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian. Melansir dari agrisustineri.org. Ada enam strategi yang telah disusun oleh Kementerian Pertanian guna menarik perhatian petani muda untuk bekerja dalam sektor pertanian sebagai berikut :
- Transformasi pendidikan vokasi pertanian
- Pembuatan program wirausaha muda pertanian
- Melibatkan mahasiswa atau alumni atau Pemuda Tani dalam program Kementerian Pertanian
- Menumbuhkan KUB atau Kelompok Usaha Bersama yang foku pada sektor pertanian
- Membuat program pelatihan serta magang bagi petani muda
- Mengoptimalkan penyuluh untuk mengembangkan serta mendorong minat petani muda
Untuk dapat menarik generasi petani muda Indonesia untuk bekerja pada dunia pertanian adalah dengan menjalankan pertanian lengkap dengan pakai teknologi yang akan lebih memudahkan pekerjaan petani. Selain itu, pemerintah juga dapat mengupayakan pembangunan karakter pemuda Indonesia yang cinta pertanian. Dapat juga melakukan pemberian insentif dan juga pelatihan bagi generasi muda yang akan terjun ke dunia pertanian.
Negara lain seperti Amerika, Inggris, Eropa, Prancis, Kanada, Amerika Serikat memberikan insentif. Baik itu dalam bentuk dana, ataupun alat mesin pertanian kepada petani. Hal tersebut tentu akan menarik banyak sekali minat para pemuda untuk masuk ke dunia pertanian.
Negara-negara tersebut memang khusus memperhatikan petani muda dengan usia di bawah 40 tahun untuk penerima insentif dalam berbagai hal. Contohnya adalah negara Amerika yang memberikan insentif berupa dana hibah dan subsidi bagi petani baru dengan usia di bawah 40 tahun. Indonesia diharapkan melalui Yayasan seperti Yayasan Agrisustineri Indonesia (YASI) dapat membantu kesejahteraan petani menjadi lebih baik lagi petani mendapatkan kesetaraan hasil dari apa yang mereka sudah usahakan. Strategi dari Kementerian Pertanian pemerintah harapkan dapat menarik minat generasi muda sehingga mereka mau dan bersedia untuk melanjutkan bekerja di bidang pertanian.
Untuk Kota Batu, Dinas Pertanian Kota Batu sudah mengupayakan untuk menarik minat anak muda dengan membuat suatu program. “Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu sudah banyak program. Salah satunya bentuk pemuda petani milenial, kaitannya dengan kelembagaan kelompok tani yang bernama Taruna Tani,” ujar Nur Chalifah. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu memang mencari pemuda tani yang mewakili setiap desa dengan umur di bawah 35 tahun. Akan tetapi, tidak semua berminat untuk mengikuti program ini. Padahal, dari Dinas sudah banyak memfasilitasi jika memang ingin terjun ke sektor pertanian ini. “Ada pendanaan sekaligus juga pelatihan untuk pemuda tani ini,” pungkasnya.
Duta Petani Milenial menjadi salah satu kegiatan yang memang mengkhususkan kegiatan untuk menarik minat anak muda pada sektor pertanian. Memakai konsep petani harus menguasai hulu sampai hilir, maksudnya adalah petani bisa menanam dan bisa menjual. Kegiatan yang dilakukan pun memang langsung masuk ke dalam generasi muda, seperti anak SMA dan mahasiswa. “Duta Petani Milenial mengkampanyekan, bahwa petani bukan pekerjaan yang kotor dan juga bukan pekerjaan yang menjadi pilihan terakhir,” ujar Dendik Rubyanto selaku Duta Petani Milenial Kota Batu. Terakhir, saat kegiatan peresmian Demo Plot Brokoli Organik, PJ Wali Kota Batu juga menyampaikan bahwa kegiatan yang menyangkut pertanian Kota Batu sangat pemerintah dukung. “Menteri pertanian sangat mendukung dengan keinginan pemerintah kota batu dan seluruh petani Kota Batu untuk bangkit kembali, mempertahankan produk unggulan di hortikultura,” ujarnya.
Generasi muda diharapkan mampu untuk menemukan solusi terhadap masalah yang memang ada di sekitar mereka. Inovasi dalam teknologi akan terus ada jika generasi muda peka terhadap isu-isu pertanian. Jika generasi muda peka, maka sektor pertanian Indonesia akan maju dan daoat bersaing di kancah internasional.