Untuk mendukung ketahanan pangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Sumberdaya Air berupaya memenuhi kebutuhan penyediaan air bagi kawasan pertanian. Sumber foto: Bisnis.com
Agrotopia.id–Irigasi merupakan upaya penyediaan serta pengaturan air untuk membantu pertanian. Bisa juga mengartikan bahwa, irigasi merupakan pembuangan air buatan yang berasal dari sumber air yang tersedia ke suatu lahan dengan tujuan tanaman bisa tumbuh normal. Manfaat dari irigasi sendiri adalah membuat tanaman basah, membuat tanaman subur, membersihkan tanah dan meningkatkan persediaan air tanah. Adapun jenis-jenis irigasi yang banyak petani pakai hingga saat ini yang melansir dari www.hondapowerproducts.co.id.
Jenis-Jenis Irigasi
1. Irigasi Permukaan
Penerapan irigasi permukaan merupakan yang paling sederhana dari sistem irigasi lainnya. Caranya dengan menghubungkan lahan pertanian dengan sumber air terdekat seperti sungai atau bendungan. Anda hanya perlu membiarkan air mengalir dengan sendirinya. Sistem irigasi ini biasanya menggunakan selang dan petani terapkan sendiri.
2. Irigasi Bawah Permukaan
Sistem irigasi ini petani lakukan dengan mengalirkan air ke lapisan bawah tanah, sehingga air langsung akar tanaman serap. Pengaliran air pada sistem irigasi bawah permukaan dilakukan dengan bantuan saluran terbuka atau selang bawah tanah. Irigasi bawah tanah menggunakan gaya kaliper, yaitu tanah yang berair bergerak menuju area akar tanaman supaya bisa diserap. Nutrisi dari air dan unsur hara akan tersalurkan pada bagian akar. Alhasil, akar tanaman pun lebih kuat apabila menggunakan sistem irigasi ini.
3. Irigasi Pancaran
Sistem irigasi pancaran sudah modern dan hadir sejak beberapa tahun ini. Cara kerja sistem irigasi pancaran yaitu dengan mengalirkan air dari sumbernya menggunakan selang. Sebelumnya, pasang selang pada beberapa lahan yang ujungnya ditutup dengan alat pencurah.
Air akan keluar dari selang ini berupa pancaran apabila mesin sudah hidup. Pancaran air tersebut yang kemudian menyiram tanaman, sehingga terserap hingga bagian bawah tanah dan mencapai akar tanamannya.
4. Irigasi Lokal
Sistem irigasi lokal petani lakukan dengan metode pengairan air dari lahan paling atas yang kemudian turun ke bawah. Proses pengairannya dengan memasang selang yang hanya pada beberapa area tertentu. Oleh sebab itu, irigasi ini terkenal dengan irigasi lokal.
Pada dasarnya, irigasi lokal mirip dengan sistem irigasi permukaan apabila melihat dari prinsip kerjanya. Hanya saja irigasi lokal lebih modern, sedangkan irigasi permukaan termasuk sistem irigasi tradisional.
5. Irigasi Ember atau Timba
Sesuai dengan namanya, irigasi ini hanya dengan menggunakan ember atau timba. Melakukan metode ini secara manual tanpa menggunakan alat seperti selang, artinya mengandalkan tenaga manusia. Para petani akan menimba air dari sumbernya, lalu menyiram lahannya.
Jenis irigasi ini bisa memang kurang efektif karena menguras banyak tenaga petani. Meski begitu, irigasi timba masih populer hingga hari ini. Apalagi pada lahan pertanian yang tidak memiliki sistem irigasi modern.
6. Irigasi Tetes
Sistem irigasi yang satu ini biasanya petani gunakan pada area taman depan rumah Anda. Cara kerjanya yaitu mengalirkan air ke lahan menggunakan selang berlubang. Anda juga bisa mengatur tekanan yang anda inginkan.
Ketika irigasinya hidup, air akan mengalir dari selang dalam bentuk tetesan. Tetesan tersebut langsung mengenai bagian akar tanaman, sehingga area taman Anda tidak becek. Pertumbuhan tanaman pun bisa lebih maksimal, karena kadar air yang menetes tidak terlalu banyak.
7. Irigasi Pompa Air
Untuk penerapan irigasi pompa air, biasanya sumber air berasal dari sumur atau sungai. Petani menggunakan mesin pompa air untuk menghisap atau mentransfer air tersebut hingga naik ke permukaan atau mencapai titik tampung yang petani inginkan. Kemudian air akan mengalir dengan bantuan selang atau saluran supaya bisa mengaliri lahan pertanian.
Melakukan sistem irigasi pompa air ini, paling sering ketika kondisi kemarau. Saat musim kemarau tiba, ketersediaan air berkurang dan lahan pertanian berpotensi mengalami kekeringan. Dalam kondisi ini, pompa air sangat membantu dalam menyimpan stok air ketika musim kemarau tiba. Selain itu, pompa air ini akan memudahkan Anda dalam proses pengairan di lahan pertanian.
Mesin Pompa Air di Sistem Pertanian
Melansir dari https://tpb.tp.ugm.ac.id/ Mesin pompa air menjadi salah satu alat dan mesin pertanian yang mengambil peran penting. Pompa merupakan alat dan mesin pertanian yang berfungsi untuk memindahkan air dari reservoir, embung, sungai, rawa, maupun tandon atau sumur ke areal pertanian yang memerlukan irigasi. Secara umum, pompa yang petani gunakan terbagi menjadi dua jenis yaitu pompa sentrifugal dan pompa aksial. Pompa sentrifugal merupakan jenis pompa yang petani pakai untuk memindahkan air dari satu tempat ke tempat yang lain melalui gerakan sudu (impeller), yang mana air mengalir dengan arah tegak lurus terhadap sumbu putar impeller.
Karena air dipindahkan dengan arah tegak lurus sumbu impeller, pompa sentrifugal mampu menaikan air dengan beda ketinggian yang cukup besar (head total). Pompa ini biasanya digunakan oleh petani untuk mengairi sawah, dimana sumber air terletak di lokasi yang lebih rendah dari areal pertaniannya. Sedangkan pompa aksial merupakan jenis pompa untuk memindahkan air dengan prinsip pemindahan dengan arah sejajar dengan sumbu impeller. Biasanya petani menggunakan pompa aksial untuk memindahkan air dengan elevasi yang hampir rata antara sumber dan tujuan. Jika pada pompa sentrifugal memiliki kelebihan dari head-nya yang besar, pompa aksial memiliki kemampuan memindahkan air dengan debit yang lebih besar dari pompa sentrifugal untuk ukuran yang sama.
Itu dia, Rek, tujuan dari irigasi dan juga salah satu teknologi yang petani pakai dalam memudahkan kegiatan mereka dalam sistem irigasi. Teknologi memang ada untuk mempermudah pekerjaan petani saat ini agar kinerja petani menjadi lebih efisien.