Syarat Pemeliharaan dan Parasit Pada Jamur Tiram

Sebuah jamur dari hasil budidaya dari seorang petani jamur yang berada di Giripurno, Kec. Bumiaji, Kota Batu . AGROTOPIA/Rafif Bhismantya

Agrotopia.id-Pleurotus ostreatus atau jamur tiram memiliki nama seperti itu karena memang bentuknya yang tampak seperti oyster mushroom. Jamur yang satu ini termasuk jamur kayu yang tumbuh menyamping, secara berderet. Tampaknya seperti kulit kerang yang mekar dengan batang.

Penanaman dan Pemeliharaan Jamur Tiram

Penentu keberhasilan budidaya jamur tiram adalah kebersihan dalam melakukan proses budidayanya, baik kebersihan tempat, alat, maupun pekerjanya. Hal ini karena kebersihan adalah hal kunci utamanya. Tempat untuk penanaman harus steril dan membersihkannya menggunakan desinfektan. “Sekarang ini musim panas jadi, setiap sore di semprot lantainya biar lembab,” ujar Dendik selaku peternak jamur di Kota Batu.

Budidaya jamur tiram juga harus memperhatikan suhu dan kelembaban pada ruang sesuai dengan standar. Suhu yang tepat yakni berkisar antara 16 derajat hingga 24 derajat. Jika cuaca lebih kering, panas, atau berangin, tentu akan mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam kumbung sehingga air cepat menguap. Bila demikian, sebaiknya harus meningkatkan frekuensi penyiraman.

Apabila suhu terlalu tinggi dan kelembaban kurang bisa membuat jamur sulit tumbuh. Oleh karena itu, atur juga sirkulasi udara di dalam kumbung agar jamur tidak cepat layu dan mati.  Pengaturan sirkulasi bisa dengan cara menutup sebagian lubang sirkulasi ketika angin sedang kencang dan membuka semua lubang ketika angin sedang dalam kecepatan normal. Namun, yang terpenting adalah jangan sampai jamur kekurangan udara segar.

Jenis Parasit Pada Jamur Tiram

Ilustrasi dari sebuah jamur. Sumber: Pertanianku

Selain mengenal cara pemeliharaannya, kenali juga parasit yang mungkin saja bisa tumbuh atau muncul pada jamur. Jamur lain yang kerap mengganggu jamur tiram adalah Mucor sp., Rhizopus sp., Penicillium sp., dan Aspergillus sp. pada substrat atau baglog. Serangan jamur-jamur tersebut bersifat patogen yang menimbulkan tanda seperti miselium berwarna hitam, kuning, hijau, dan timbulnya lendir pada substrat. 

Pencegahan Penyakit

Penyebab penyakit pada jamur tiram biasanya adalah fungi, kapang, bakteri, ataupun virus. Tanda jamur tiram atau baglog yang terserang penyakit biasanya dengan timbulnya noda noda berwarna, berlendir, atau kerusakan fisik tubuh buah jamur tiram sehingga jamur tiram tidak bisa dipanen. Secara umum, timbulnya penyakit pada jamur tiram karena kurang sterilnya proses produksi mulai dari pembibitan hingga inkubasi.

Trichoderma spp. dapat menyebar menyebar melalui udara atau terbawa oleh pekerja. Ciri-ciri kontaminasi yang disebabkan oleh jamur ini adalah timbulnya bintik bintik atau noda hijau pada media baglog jamur tiram sehingga pertumbuhan miselium jamur tiram menjadi terhambat. cara mengatasi masalah ini adalah dengan segera membuang media log jamur tiram yang telah terkontaminasi. sedangkan pencegahannya dapat dilakukan dengan melakukan sterilisasi atau desinfektasi tenaga kerja dan peralatan yang digunakan untuk perawatan kumbung. 

Penicillium sp. ditandai dengan tumbuhnya miselium berwarna coklat atau merah tua. Kita dapat mencegahnya dengan menjaga kebersihan ruang inkubasi, sementara untuk mengatasi agar serangan penicillium tidak menyebar, kita perlu membuang media baglog yang terkontaminasi. mucor sp. ditandai dengan timbulnya noda hitam pada permukaan baglog. Kontaminasi ini menyebabkan adanya persaingan pertumbuhan Mucor dengan miselium jamur tiram. Kita dapat mencegahnya dengan mengurangi jumlah susunan baglog dan mengatur atau menurunkan suhu ruangan melalui pembukaan dan pengaturan sirkulasi udara.

Neurospora spp. dapat menghambat pertumbuhan miselium dan tumbuh buah. Neurospora menimbulkan tepung “orange” pada permukaan baglog. Kita melakukan pencegahan dengan melakukan sterilisasi media baglog secara sempurna dan mengurangi jumlah susunan baglog jamur tiram.

Miselium-miselium tersebut mengakibatkan pertumbuhan jamur tiram terhambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali.  Penyakit ini muncul karena lingkungan dan peralatan saat pembuatan media penanaman kurang bersih atau karena lingkungan kumbung yang terlalu lembab. Untuk mengatasi penyakit ini, lingkungan dan peralatan ketika pembuatan media dan penanaman harus bersih. Kelembaban kumbung juga diatur agar tidak berlebihan. Penyakit ini dapat menyerang baglog yang sudah terbuka ataupun masih tertutup. Jika baglog sudah terserang maka harus segera memusnahkannya dengan cara mengeluarkannya dari kumbung kemudian dibakar.

Hal yang terpenting dalam pemeliharaan adalah kita harus rutin untuk merawatnya dengan baik dan menjaga kebersihan tempat dan para pekerjanya  agar dalam proses budidayanya berjalan lancar. Semoga bermanfaat!

Share jika anda menyukai:
bachrul al rozy
bachrul al rozy
Articles: 16

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *