Membangun Kebersamaan dalam Pertanian Organik: Guyub Rukun Sentosa Berjuang untuk Eksistensi. AGROTOPIA/Reza Apriyana Putri
Agrotopia.id – Kota Batu merupakan kota yang dikenal dengan kota pertanian. Penduduk kota Batu hampir sebagian besar bermata pencaharian utama sebagai petani. Apel Batu menjadi hasil panen yang sangat populer kalangan masyarakat. Akan Tetapi, tiap tahunnya produksi apel semakin menurun karena beberapa faktor. Didik Sukaidi (53) warga Dusun Tegalsari salah satu yang mengalami ini, RT. 05 RW. 03 Desa Sumbergondo, Kec. Bumiaji, Kota Malang.
Dahulu ia adalah petani apel dan hampir semua yang ada sekitar rumah ada tanaman apel. Akan tetapi, karena iklim yang berubah-ubah dan biaya untuk merawat apel sangatlah mahal, jadi ia mengalihfungsikan lahan dengan menanam tumbuhan lainnya, seperti: romain, siomak, horenso, lolorosa, bit, pakcoy, bayam hijau, andewi, buncis, ketimun, kangkung, dan wortel.
Ia dahulu memilih memproduksi tumbuhan dengan bahan kimia, dan bahan tersebut sangatlah mahal dan kualitas yang ada berbeda dengan organik itu berbeda, jadi beliau memilih untuk menggunakan bahan organik. Pada tahun 2017, ia bersama rekan-rekanya mendaftar dan bergabung dengan kelompok tani kota Batu dan menamai kelompok tani mereka yaitu Guyub Rukun Sentosa, dengan beranggotakan 30 orang. Rata-rata anggota kelompok tani ini berusia 30 sampai 50 tahun.
Kilas balik perdirinya Guyub Rukun Sentosa
Pada tanggal 1 Desember 2018, kelompok tani ini mendapatkan sertifikat organik dari LeSOS (Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman) yang dinyatakan konsisten telah memenuhi persyaratan Sistem Pertanian Organik melalui Internal Control System. Ia menyebutkan bahwa kelompok tani ini juga satu-satunya petani di kota Batu yang masih mempertahankan cara memproduksi tanaman dengan organik dan mendapatkan sertifikat organik berlabel SNI (Standar Nasional)
Sayuran organik merupakan bahan pangan yang mempunyai sifat mudah rusak (perishable), karena merupakan jaringan hidup yang memiliki kandungan air tinggi sehingga diutamakan dikonsumsi dalam kondisi segar.
Dampak yang timbul apabila kualitas sayuran organik yang juga baik, maka produksi tersebut banyak peminatnya. Akan tetapi mereka tidak bisa menjanjikan tentang stok hasil panen tersebut, karena mengutamakan kejujuran. Mereka tidak ingin pelanggan yang memesan buah dan sayur organik tercanpur dengan bahan kimia.