Para petani yang sedang menebarkan pupuk di sebuah lahan tanaman wortel. Tanah subur adalah tanah yang memiliki kandungan nutrisi yang cukup dan cocok untuk menumbuhkan tanaman dengan baik salah satunya pada tanaman wortel di Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Minggu (30/4/2023). AGROTOPIA/Satria Davin Varian
Agrotopia.id – Tanah merupakan media yang sangat penting dalam bidang pertanian. Peran tanah sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara, secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi dan unsur-unsur esensial sedangkan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara dan zat-zat adiktif bagi tanaman (Ali Hanafiah, 2008).
Penyebab kesuburan tanah
Tingkat kesuburan tanah dapat berubah-ubah akibat faktor-faktor yang mempengaruhi. penyebab tanah yang awalnya subur, kemudian berangsur-angsur berkurang tingkat kesuburannya antara lain :
- Pengikisan lapisan tanah atau erosi tanah.
- Penguapan unsur hara.
- Penggunaan bahan kimia atau pupuk non-organik.
- Drainase yang buruk.
- Dan lain sebagainya.
Maka dari itu, untuk mempertahankan dan mengembalikan kesuburan tanah baik di area hutan, persawahan atau perkebunan, umumnya dengan melakukan program konservasi tanah dan air.
Ciri-ciri tanah yang subur
Dilansir dari rimbakita.com, berikut adalah ciri-ciri dari tanah yang subur.
1. Kandungan Hara Tinggi
Tanaman membutuhkan zat hara agar dapat tumbuh dengan subur. Selain itu, tanaman juga membutuhkan tanah yang banyak mengandung bahan organik dan zat lainnya.
Kandungan nutrisi atau humus dalam tanah mempengaruhi dan dipengaruhi mikroorganisme yang ada dalam tanah. Tanah yang memiliki kandungan humus atau hara yang subur dapat dilihat dari warnanya, yaitu berwarna kehitaman atau kecoklatan dengan bintik-bintik putih.
2. Kadar pH Netral
Ketika kita mengukur tanah dengan kesuburan yang baik, maka kita akan mendapati pH tanah berkisar 6,5 – 7,5 atau netral. Kondisi tanah yang memiliki pH netral akan bermanfaat bagi tanaman untuk menyerap unsur hara dan dapat menjadi habitat bagi mikroorganisme penyubur tanah.
Pada tanah yang terlalu asam, pH perlu disesuaikan dengan cara pengapuran. Sedangkan pada tanah yang terlalu basa, maka pemberian sulfur atau belerang yang juga terdapat pada pupuk ZA dapat diberikan agar tanah memiliki pH netral.
3. Tekstur lempung
Tanah dengan tekstur lempung dapat mengikat berbagai mineral dengan baik sehingga tidak mudah terbawa air hujan. Oleh karena itu, struktur tanah lempung juga menjadi indikator bahwa tanah tersebut subur. Akan tetapi, tanah dengan tekstur lempung yang terlalu tinggi juga memberikan dampak buruk, sebab air cenderung akan tergenang di tanah tersebut.
4. Organisme Tanah
Keberadaan cacing merupakan indikator yang juga menandai suatu lahan subur atau tidak. Cacing memiliki manfaat untuk menggemburkan tanah, sehingga akar tanaman mudah untuk masuk ke dalam tanah dan memperoleh nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan.
5. Mengandung unsur mineral
Mineral-mineral yang terkandung dalam tanah yang subur antara lain boron, klorin, kobalt, besi, mangan, magnesium, molibdenum, zink dan sulfur. Cara mengetahui mineral apa saja yang terkandung dalam tanah, perlu juga untuk melakukan uji laboratorium
6. Cocok untuk berbagai tanaman
Cara mengetahui tanah subur atau tidak subur, maka paling mudah adalah dengan melihat vegetasi yang tumbuh di suatu lahan, Karena tanah yang subur akan mudah ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan.
Dampak tanah subur atau tidak untuk ketersediaan pangan
Degradasi lahan kini semakin memprihatinkan. Perkiraan dari lembaga yang mengurusi masalah lingkungan PBB, United Nations Environment Programme (UNEP) menyatakan bahwa degradasi lahan berpotensi mengurangi 12% produksi pangan dunia pada 2035.
Tanah adalah faktor pendukung utama sistem produksi pangan. Tanpa tanah yang sehat, maka makanan sehat tidak akan tersedia. Tanah yang sehat juga menjadi filter alami air hujan menjadi air tanah yang dapat dikonsumsi.
Selain itu, tanah juga menyimpan emisi karbon dalam jumlah besar, jauh lebih besar daripada semua hutan yang ada di bumi. Hampir 70% spesies dunia hidup di daratan sehingga peran tanah sangat penting untuk menjaga keanekaragaman hayati.
Jika kegiatan penggunaan lahan yang tidak ramah lingkungan terus berlanjut, diprediksi lebih dari 849 juta hektar lahan alami terancam terdegradasi pada 2050. Data tersebut disampaikan oleh International Resource Panel.
Kebutuhan pangan menuntut terjadinya alih guna lahan. Lahan tanah yang awalnya berupa padang rumput, sabana dan hutan pada akhirnya akan diubah menjadi lahan pertanian dan perkebunan.
Kondisi ini menyebabkan 23% lahan dunia terdegradasi dan kehilangan keanekaragaman hayati. Contohnya industri pertanian saat ini yang telah menggunakan lebih dari 30% tanah di bumi. 10% daratan telah ditanami dan dijadikan lahan pertanian dan terus meningkat dari tahun ke tahun.
Degradasi tanah akan menurunkan kualitas hidup makhluk hidup dan mengancam ketahanan pangan. Dampak ini semakin parah jika perubahan iklim juga tidak segera diatasi.