Pupuk Organik vs Pupuk Anorganik

Sebuah hasil pembuatan pupuk ramah lingkungan yang dilakukan oleh sekelompok petani muda dari kelompok tani yang bernama Abinaya Milenial Batu, Jawa Timur, Senin (17/4/2023). AGROTOPIA/Satria Davin Varian

Agrotopia.id– Pupuk merupakan bahan dengan kandungan unsur hara yang diberikan pada tanaman atau media tanam untuk mendukung dan membantu proses pertumbuhan agar bisa berkembang secara maksimal. Fungsi pupuk juga untuk memperbaiki struktur tanah agar layak digunakan sebagai media tanam.“pupuk itu banyak jenisnya dan cara pembuatannya juga beda-beda” ujar Rian selaku ketua kelompok tani sumber brantas batu malang.

Penggolongan pupuk biasanya berdasarkan asal, senyawa, kandungan unsur hara, bentuk fisik, dan cara pelepasan unsur hara. Apakah kalian pernah mendengar kata “pupuk organik dan pupuk anorganik”? dan tahukah kalian perbedaan keunggulan dan kelemahan dari kedua pupuk tersebut? kita cari tahu sama-sama, yuk!

Pupuk Organik

Pupuk yang mengandung banyak bahan organik atau pupuk organik, terolah dari pelapukan dan penguraian bahan organik yang ada di alam. Sisa tanaman (sabut kelapa, jerami), serbuk kayu, kotoran hewan, limbah pasar dan pupuk hijau sebagai bahan untuk membuat pupuk. Kualitas pupuk juga beragam, hal ini sesuai dengan kualitas bahan dasar pembuatannya.

Keunggulan pupuk organik : 

  1. Ramah lingkungan
  2. Memperbaiki struktur tanah, membuat struktur tanah menjadi gembur
  3. Menaikkan daya serap air, menyebabkan tidak mudah kehilangan air pada saat musim kemarau
  4. Memenuhi sumber energi dan makanan bagi mikroorganisme tanah
  5. Meningkatkan aktivitas mikroorganisme tanah, membantu mengurai bahan organik menjadi senyawa 

Kelemahan pupuk organik : 

  1. Proses pembuatan yang lama
  2. Kandungan unsur hara yang tidak selengkap pupuk organik
  3. Penggunaan kompos yang belum matang dapat mengganggu pertumbuhan dan produksi tanaman

Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik merupakan pupuk yang  mengandung unsur hara atau mineral tertentu, cara membuatnya bisa dengan mencampur bahan-bahan kimia dengan tingkat kadar hara yang tinggi. Contoh pupuk anorganik adalah pupuk urea yang mengandung unsur nitrogen dan SP36 yang mengandung unsur fosfor, karena pengolahannya menggunakan bahan kimia, sehingga menghasilkan satu jenis hara  seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), magnesium (Mg), sulfur (S), atau kalsium (Ca). Selain itu juga bisa menghasilkan dua atau tiga unsur hara seperti NP, PK, NK, atau NPK.

Keunggulan pupuk anorganik : 

  1. Mudah untuk mengetahui kandungan hara pada kadar nutrisi yang ada.
  2. Bahan penyusun pupuk anorganik merupakan unsur sederhana
  3. Kebutuhan yang tidak sebanyak pupuk organik
  4. Laju penyerapan nutrisi memiliki reaksi yang cepat menyebabkan penyerapannya lebih efektif

Kelemahan pupuk anorganik

  1. Pengaplikasian yang berlebihan membuat tanah menjadi asam
  2. Kandungan unsur hara yang tidak selengkap pupuk organik
  3. Pemakaian jangka panjang menyebabkan matinya mikroorganisme dalam tanah yang berfungsi sebagai pengurai senyawa organik

Itulah beberapa perbedaan antara dua pupuk tersebut.  Harapan selain hasil panen yang melimpah, di sisi lain tidak merusak tanah sehingga kualitas tanah tetap terjaga. Dalam aplikasinya sebaiknya jangan mengandalkan pupuk anorganik(kimia) semata, namun juga gunakan pupuk alam sehingga saling melengkapi dan menutupi kekurangan masing-masing.

Share jika anda menyukai:
bachrul al rozy
bachrul al rozy
Articles: 16

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *