Inovasi Teknologi Rekayasa Penggoda Lalat Buah

Kondisi lalat buah yang sudah lama terperangkap hingga mengering. AGROTOPIA/Reza Apriyana Putri

Agrotopia.id — Teknologi masa kini sudah bisa dirasakan seluruh lapisan masyarakat. Tak terkecuali dari sektor pertanian. Inovasi baru yang terus berkembang setiap harinya, membuat banyak hal muncul mengatasi masalah dalam sektor ini. Petani banyak merasakan masalah besar adalah hama atau penganggu tanaman. Petani harus memusnahkan hama demi kelangsungan hidup tanaman. Mereka sangat menghindari lalat buah mengingat dampak yang ada. Hama yang lama di buah akan membuat dampak terburuk yaitu, gagal panen. Ciri buah jika sudah terserang hama adalah munculnya bintik hitam dan berubah menjadi kecoklatan. Akhirnya, tekstur buah berubah menjadi lembek bahkan busuk.

Menurut Khalik sebagai petani jambu mengatakan, sistem penanganan paling rawan pada mata ayam dan lalat buah ini yang sering petani keluhkan. Salah satu yang mengeluhkan hal ini adalah petani di Kota Batu. Seperti yang kita ketahui Kota Batu yang terletak di dataran tinggi ini memiliki banyak peluang dari sektor pertanian. Khususnya hortikultura seperti buah, bunga, dan sayuran. Buah yang menjadi andalan kota ini seperti jambu, apel,dan jeruk. Khalik mengatakan buah yang sekarang sedang berkembang salah satunya adalah jambu yang terdiri dari jambu merah, jambu kristal, jambu kristal merah dan jambu alas. Jambu rawan terhadap lalat buah, akibatnya jambu akan mengalami perubahan tekstur dan warna. Petani harus menangani permasalahan ini dengan serius. 

Inovasi Pengendalian Hama Ekonomis

Petani yang sedang menunjukan sebuah teknologi inovasi perangkap lalat buah . AGROTOPIA/Satria Davin Varian

Cara menangani kerusakan pada buah adalah dengan menggunakan plastik. Plastik yang berfungsi sebagai pelindung buah dari lalat yang ingin menaruh telurnya di buah. Plastik melapisi buah dengan sempurna. Akan tetapi, ternyata pelapisan buah ini tidak cukup sebagai tameng buah di kebun jambu. Petani merasakan banyak kerusakan yang terjadi akibat lalat buah. 

Khalik selaku petani buah dengan menggunakan cairan metil eugonol sebagai pengendali lalat buah sebagai inovasi pengendalian hama satu ini. Cairan yang menjadi penarik lalat yaitu metil eugonol banyak membantu petani. Kapas yang sudah terkena cairan ini diletakkan ke dalam botol yang sudah berlubang dengan menaruh jarak dan ditancapkan menggunakan kawat yang terletak pada tutup botol. “Botol ini disebar di ujung kebun, karena kita tidak tahu, lalat datang darimana saja,” ujar Chanifah selaku petugas penyuluh lapang desa Bumiaji. Petani buah mendapatkan untung karena murah dan bisa ada secara cuma-cuma.

“Ada kertas lem, tapi efektivitasnya kurang. petani harus rutin mengganti kertas, dari segi ekonomis pun kurang,” tambahnya. Petani lebih memilih teknik pengendalian ini karena tampilan yang tidak menarik karena banyak lalat menempel. Adanya rekayasa lalat buah ini sangat membantu petani dari segi penampilan pohon, lebih ekonomis, dan juga naiknya jumlah lalat yang bisa musnah.

Share jika anda menyukai:
Reza Apriyana Putri
Reza Apriyana Putri
Articles: 20

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *