Petani muda menanam jagung di Malang, Jawa Timur, Kamis (13/4/2023). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dari tahun 2011 sampai 2021 terjadi penurunan sekitar 3,69 juta petani akibat minimnya regenerasi. AGROTOPIA/Satria Davin Varian
Agrotopia.id–Menurunnya minat generasi muda terhadap pertanian bisa menjadi masalah serius dalam jangka panjang. Terlebih lagi pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting untuk menjaga ketersediaan pangan di masyarakat, salah satunya pertanian di Kota Batu. Walau tanah di daerah tersebut cukup subur dan banyak digunakan untuk menanam berbagai jenis tanaman, petani disana masih didominasi oleh kelompok generasi tua daripada generasi muda.
Pengupayaan Program Pertanian pada Generasi Muda
Mengatasi berkurangnya minat para generasi milenial untuk bertani, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu melakukan upaya dengan memberikan program pemuda tani milenial. Program ini membentuk suatu kelembagaan kelompok tani dengan nama Taruna Tani. Program tersebut merupakan binaan dari pusat dengan memberikan pendanaan dan pelatihan seputar pertanian. Ternyata, tidak semua dari generasi milenial berminat dalam sektor pertanian, hanya ada beberapa saja yang berminat.
Nur Chalifah selaku dari penyuluh lapang Desa Bumiaji mengatakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu akan memfasilitasi para pemuda dari salah satu desa yang ingin mendirikan suatu kelembagaan kelompok tani. Kelompok tersebut umumnya terdiri dari para pemuda tani di setiap desa yang berusia di bawah 35 tahun. Program pemuda tani milenial waktu itu, memberikan pelatihan-pelatihan dan kewirausahaan yang berkaitan dengan pertanian.
Program tersebut menjaring pemuda tani milenial untuk mendirikan kelompok pemuda tani tetapi, karena faktor kurang minat dan motivasi dalam sektor pertanian membuat mereka tidak tertarik. “Mereka menganggap bertani hanya sekedar memacul saja. Jika kita lihat dengan adanya teknologi membuat bertani menjadi lebih berkembang ke depannya, tinggal bagaimana kita menyikapinya,” ujarnya.
Pengembangan Generasi Muda untuk Pertanian
Petani memanen strawberi di Pandanrejo, Bumiaji, Batu, Jawa Timur, Minggu (9/3/2023). Akibat curah yang tinggi hasil panen strawberi di wilayah itu mengalami penurunan. AGROTOPIA/Satria Davin Varian
Sebenarnya, pendapatan petani bisa saja sangat menjanjikan. Akan tetapi, hasil itu tidak bisa petani rasakan secara langsung. Petani akan merasakan hasil tersebut jika sudah memasuki waktu panen. Mereka menginginkan hasil secara langsung tanpa melihat usaha yang perlu dilakukan. Mereka lebih memilih bekerja di luar sektor pertanian, daripada bekerja di dalam sektor pertanian. Perlu adanya pengembangan dan peningkatan dalam sektor pertanian untuk generasi muda.
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu berharap pengembangan program petani milenial bisa dilakukan secara berkala. Hal ini bisa membuat generasi milenial lebih mengenali potensi pertanian, meningkatkan semangat dan antusiasme mereka. Selain itu, program ini bisa mendorong regenerasi petani dari generasi tua ke generasi muda di masa depan. “Jika tidak ada penerusnya masa iya lahannya mau dijual?, setidaknya dengan program pemerintah generasi muda bisa melirik sektor ini untuk kedepannya,” ucap Khalik selaku petani jambu dan jeruk.