Fakta Unik Pertanian Kota Batu

Para petani yang telah usai menebar pupuk untuk tanaman wortel di Bumiaji. Kota Batu, Minggu (30/4/2023). AGROTOPIA/Satria Davin Varian

Agrotopia.id – Fakta unik tentang pertanian di Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia, menunjukkan betapa pentingnya konsep pertanian ramah lingkungan di era modern. Salah satu contoh konsep pertanian modern yang sedang populer adalah pertanian vertikal, yang memungkinkan petani untuk menanam tanaman secara bertingkat, dengan menggunakan pot dan media tanam yang ramah lingkungan.

Konsep pertanian vertikal telah menjadi populer dalam beberapa tahun terakhir, termasuk di Kota Batu, Jawa Timur.  Pertanian vertikal merupakan metode pertanian dengan melakukan pola tanam secara bertingkat, seperti dinding vertikal atau menara bertingkat. Metode ini memanfaatkan ruang yang terbatas secara efisien dan memungkinkan petani untuk menanam lebih banyak tanaman dalam area yang lebih kecil.

Pertanian vertikal memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

  1. Efisiensi Ruang: Metode ini memungkinkan petani untuk menanam lebih banyak tanaman dalam ruang yang terbatas, sehingga memaksimalkan penggunaan lahan.
  2. Konservasi Air: Pertanian vertikal menggunakan sistem irigasi yang efisien, sehingga menghemat penggunaan air secara signifikan dibandingkan dengan metode pertanian konvensional.
  3. Pengendalian Hama dan Penyakit: Ketinggian tanaman dalam pertanian vertikal dapat membantu mengurangi risiko serangan hama dan penyakit, karena tanaman tidak bersentuhan langsung dengan tanah yang mungkin terkontaminasi.
  4. Penggunaan Tanah yang Terbatas: Dalam kota-kota atau area perkotaan yang memiliki keterbatasan lahan, pertanian vertikal dapat menjadi solusi untuk menghasilkan produk pertanian lokal secara berkelanjutan.

Dengan menerapkan konsep pertanian ramah lingkungan seperti pertanian vertikal, Kota Batu dan daerah lainnya dapat mengoptimalkan produksi pertanian dalam skala yang lebih kecil, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan memenuhi kebutuhan pangan secara lokal.

Kota Batu, terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, dikenal sebagai kota wisata yang indah dengan berbagai atraksi seperti Taman Safari Indonesia, Jawa Timur Park 1 dan 2, serta Museum Angkut. Namun, selain itu, Kota Batu juga memiliki potensi pertanian yang sangat besar. Pada tahun 2011, Kota Batu bahkan meraih penghargaan sebagai kota pertanian terbaik di Indonesia. Berikut adalah beberapa fakta unik tentang pertanian Kota Batu.

1. Apel sebagai komoditas utama

Ilustrasi buah apel. PINTEREST/Mario Afarel

Salah satu komoditas pertanian utama di Kota Batu adalah apel. Kota Batu merupakan kota penghasil apel terbesar di Indonesia dengan produksi mencapai lebih dari 80.000 ton per tahun.  Hal ini menjadikan Kota Batu sebagai pusat distribusi apel di Jawa Timur dan bahkan di seluruh Indonesia.

2. Sayuran dan bunga

Selain apel, Kota Batu juga terkenal dengan produksi sayuran dan bunga. Untuk beberapa jenis sayurannya antara lain kubis, wortel, dan kacang panjang. Sedangkan komoditas bunga yang ada di Kota Batu antara lain mawar, krisan, dan anggrek. Hasil pertanian ini dikirim ke berbagai daerah di Indonesia salah satu daerah terdekat adalah Kota Surabaya. Tak hanya itu, pemasaran sayur dan bunga akan dikirim ke beberapa pasar, supermarket, dan ditributor.

3.Sistem pertanian organik

Ada banyak pertanian organik yang sebenarnya diproduksi oleh perusahaan besar. Sumber foto : MEDCOMID

Pertanian di Kota Batu mengadopsi sistem pertanian organik yang ramah lingkungan. Banyak petani di Kota Batu yang mulai beralih ke sistem pertanian organik, karena semakin meningkatnya permintaan akan produk organik. Di samping itu, sistem pertanian organik juga memiliki keuntungan lain seperti mengurangi penggunaan pestisida dan pupuk kimia sehingga dapat meminimalkan dampak negatif pada lingkungan dan kesehatan manusia.

4. Kemitraan petani dan investor

Pemerintah Kota Batu telah melakukan kemitraan dengan investor untuk membantu petani meningkatkan produksi dan kualitas produk pertanian mereka. Salah satu contohnya adalah kemitraan dengan Nestle untuk meningkatkan produksi buah-buahan untuk bahan baku produk Nestle.

5.Pertanian vertikal di Desa Wisata Tlekung

Di Kota Batu terdapat sebuah desa wisata bernama Desa Wisata Tlekung, yang memiliki keunikan yaitu pertanian vertikal. Pertanian vertikal dapat kita lakukan dengan menanam tanaman secara bertingkat menggunakan pot dan media tanam yang ramah lingkungan. Pertanian vertikal di Desa Wisata Tlekung menjadi salah satu daya tarik wisatawan yang ingin mengetahui lebih dalam tentang pertanian organik.

Desa Wisata Tlekung di Kota Batu memang terkenal dengan konsep pertanian vertikal yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yang tertarik dengan pertanian organik dan ramah lingkungan. Di desa ini, para petani telah mengadopsi metode pertanian vertikal untuk menanam berbagai jenis tanaman dalam ruang yang terbatas.

Setiap tingkatan pot dapat menampung beberapa tanaman, yang memungkinkan petani untuk memanfaatkan ruang secara efisien. Metode ini memungkinkan petani untuk menghasilkan beragam jenis sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias dalam skala yang lebih kecil namun tetap produktif. Mereka dapat belajar tentang teknik budidaya, pemeliharaan tanaman, dan manfaat pertanian organik secara langsung dari petani yang berpengalaman.

Melalui inisiatif seperti Desa Wisata Tlekung, Kota Batu memberikan kesempatan bagi wisatawan untuk menggali lebih dalam tentang pertanian organik, pertanian vertikal, dan pentingnya keberlanjutan dalam produksi pangan. Hal ini juga menjadi inspirasi bagi komunitas lokal dan daerah sekitarnya untuk menerapkan konsep pertanian ramah lingkungan dalam skala yang lebih luas.

Share jika anda menyukai:
Zuhal fadel
Zuhal fadel
Articles: 13

3 Comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *